SOLO, suaramerdeka-solo.com – Dinamika zaman menuntut dunia pendidikan harus selalu berubah. Tujuannya, agar siswa dapat memenuhi tuntutan zaman.
Kepala Sekolah Penggerak SD Muhammadiyah 1 Solo Sri Sayekti menyampaikan hal itu dalam in house training Kurikulum Merdeka, bertajuk “Menjadi Guru yang Tanggap Perubahan untuk Menyongsong Merdeka Belajar” di Ruang Aula SDIT Az-Zahra Islamic Talent School Sragen (ITS).
“Kurikulum dibuat dengan tujuan agar pendidikan Indonesia bisa berjalan seperti di negara maju, di mana siswa diberi kebebasan dalam memilih, apa yang diminatinya dalam pembelajaran,” kata Sri Sayekti.
Baca Juga: Kunjungi SMK 2 Wonogiri, Ganjar: Pendapatan Pedagang Bakso Bisa Lebih dari Gubernur
Kurikulum merdeka merupakan kurikulum terbaru yang di tetapkan pemerintah untuk menggantikan kurikulum 2013.
Menurutnya, kurikulum itu memberi ruang untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan di masa depan, dengan mengeksplorasi dan memaksimalkan potensi dirinya. Selain itu, kurikulum merdeka demi mengejar ketertinggalan pembelajaran akibat pandemi Covid-19
“Kurikulum Merdeka memberikan pelayanan pembelajaran sesuai Profil Pelajar Pancasila,” jelasnya.
Baca Juga: Didukung Tiga Bahasa, UMS Luncurkan Web Anyar UMS.AC.ID
Sayekti membeberkan, beberapa hal menjadi ciri khas kurikulum merdeka di antaranya berbasis proyek dan karakter, yang berarti pembelajaran lebih berfokus pada pemerolehan pengetahuan melalui praktikum atau percobaan.
“Jadi siswa tidak hanya menghafal suatu konsep, melainkan terlibat untuk mengamati suatu fenomena tentang suatu konsep. Pembelajaran inilah yang akan menjadikan anak belajar makna. Model pembelajaran yang sering digunakan berbasis penemuan atau solusi,” jelasnya.