Upaya SLBN 1 Jayapura Memantapkan Pembelajaran ke Peserta Didik
Sekolah Luar Biasa (SLB) memang sangat berbeda dengan sekolah biasa, terutama dalam penyusunan bahan pedoman belajar. Karena untuk SLB memiliki peserta didik dengan berkebutuhan khusus, maka kurikukum yang disusun juga berbeda dengan memperhatikan kekhususan untuk peserta didiknya.
Laporan: Priyadi_Jayapura
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran kepada para peserta didiknya, Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 1 Jayapura melaksanakan kegiatan In House Training (IHT) penyusunan rencana kerja tahunan dan buku pedoman guru tahun 2023 SLB N 1 Jayapura.
Kegiatan yang dibuka oleh Kabid PKLK Dinas P2AD Provinsi Papua Laurent Wantik bersama Kepala SLB N 1 Jayapura Kamino berlangsung di SLBN 1 Jayapura, Kamis (19/1)kemarin hingga Sabtu besok.
Laurent Wantik mengatakan, kegiatan IHT sangat penting untuk sebuah lembaga pendidikan sebelum mulai tahun pelajaran baru, IHT akan membantu mereka apa yang mereka mau buat, apa yang mereka buat terkait pedoman untuk pembelajaran di tahun ajaran itu.
“Hal yang saya tegaskan dalam materi IHT ini adalah teman-teman harus berkolaborasi antara satu dengan yang lain karena dunia pendidikan saat ini sudah dunia yang terbuka kita punya internet tidak bisa andalkan satu sumber, tapi sumber-sumber lain masih banyak dan kita lebih ditekankan pada pengembangan diri di kemandirian diri untuk bagaimana kita memperoleh informasi yang banyak terkait dengan pedoman penyusunan bahan ajar dan rencana tambahan ajar untuk 1 tahun ajaran itu,”katanya.
Diakui, SLB dan sekolah biasa memang dalam penyusunan bahan pedoman belajar sangat berbeda, karena untuk SLB memiliki peserta didik dengan berkebutuhan khusus maka kurikukum juga berbeda disusun dengan kekhususan untuk peserta didik, termasuk alat yang digunakan seperti alat bantu dan alat praktek yang digunakan.
“Kami dari Dinas Pendidikan Provinsi Papua yang selama ini mengelola pendidikan khusus yang tahun ini adalah tahun pertama mengelola pendidikan sekolah luar biasa tentu kami akan lebih fokus lagi untuk hal-hal yang terkait dengan IHT,”ungkapnya.
“Hal-hal yang terkait dengan fasilitasi biaya untuk orang asli Papua terutama siswa, fasilitasi untuk kesejahteraan guru SLB dan juga hal-hal yang lain terkait dengan sarana prasarana tentunya berdasarkan kelainan yang ada di sekolah luar biasa,” ujarnya.
Ditambahkan, pihaknya punya akumulasi data di Papua saat ini anak-anak yang berkebutuhan khusus terbesar adalah dari tuna grahita, dan tuna grahita ringan yang pertumbuhannya sangat besar, sekitar 80% dari jumlah semua sekolah yang ada di Provinsi Papua.
Menurutnya, ini sudah termasuk dengan DOB, kemudian anak berkebutuhan khusus tunarungu wicara, tunanetra dan ketunaan yang lain mulai dari tuna daksa, autis serta anak sulit belajar. Sehingga pemerintah saat ini mengharapkan semua penganggaran itu berdasarkan data (basis data).
“Jadi kami punya data itu akan mengantar kita bagaimana kita membuat penganggaran, membuat kegiatan, sehingga kita fokus tahun ini adalah pada hal di atas,” ucapnya.
Selain itu, amanat PP 106 perhatian pemerintah provinsi di Provinsi Papua turunan PP 106 itu turunan dari undang-undang khusus nomor 2 tahun 2021 hanya fokus untuk memperhatikan SLB, sehingga dengan sejumlah masalah yang ada di SLB bisa satu-satu untuk ditelusuri, kedepannya SLB bisa lebih mandiri.
Sementara itu, Kepala SLBN 1 Jayapura Kamino, mengatakan, kegiatan IHT program rutin yang dilakukan SLBN 1 Jayapura yang dilakukan setiap awal semester untuk para guru dengan dibekali materi menyangkut pembelajaran. Sehingga guru-guru nantinya pada saat memberikan pelajaran di kelas maupun di luar kelas mereka sudah punya perangkat pembelajaran, mereka tidak ada kesulitan.
Kemudian materi-materi yang diberikan itu menyangkut dengan materi untuk pelayanan di kelas maupun di luar kelas termasuk juga materi yang akan dikaitkan dengan SKP itu materi-materi yang sangat penting bagi para guru khususnya yang ASN untuk usulan kenaikan pangkat.
“Narasumber kami gunakan dari intern sendiri dari guru yang sudah mendapatkan pengalaman pada bulan Desember yang lalu, telah mendapatkan ilmu dari pusat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan khususnya direktur pendidikan khusus yang memanggil untuk wakil-wakil dari masing-masing wilayah atau provinsi untuk mendapatkan ilmu sehingga saat ini kami manfaatkan ilmu itu untuk ditularkan kepada teman-teman semua,”katanya
Diakui, kegiatan IHT outputnya sangat baik karena memang ini untuk Sharing kepada teman-teman yang lain yang belum mempunyai pengalaman bisa mendapatkan pengalaman, yang sudah mempunyai banyak pengalaman untuk bisa berbagi, mereka sangat antusias sekali untuk bisa bersama mempunyai kesamaan persepsi untuk ilmu-ilmu yang harus diterima dan juga harus diterapkan, dan sebanyak 18 orang guru yang mengjkuti IHT dari jenjang SDLB, SMPLB dan SMALB.
Menurut Kamino, setelah selesainya kegiatan ini peserta harus mengumpulkan tagihan berupa dokumen termasuk buku penyusunan buku pedoman guru dan buku pedoman guru itu nanti harus dibuat oleh teman-teman pada saat kegiatan ini selesainya nanti sudah berupa file yang bisa nanti dijadikan satu untuk dijilid kemudian nanti menjadi pedoman untuk melaksanakan pembelajaran di kelas.
Dan ini sebagai laporan yang akan akan diberikan ke Dinas Pendidikan Provinsi Papua khususnya bidang Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus. Dimana dalam IHT akan dilakukan teori 40 persen dan praktek 60 persen. (*/tri)