SINGARAJA-Proses pemagaran di SDN 2 Sambangan akhirnya berakhir. Pihak yang memagari mes kepala sekolah berjanji akan membongkar pagar yang mereka pasang beberapa tahun lalu.
Sabtu (28/1/2023) kemarin Ketua Dewan Pendidikan Buleleng Made Sedana melakukan pendekatan dengan warga yang mengklaim lahan tersebut. Warga akhirnya bersedia mengalah dan berjanji akan membongkar pagar yang sempat dipasang.
“Kami sudah bertemu dengan keluarga yang mengklaim lahan ini. Kami anjurkan mediasi saja. Kalua terus berlarut-larut ini dampaknya ke kondisi psikis anak-anak juga. Akhirnya yang bersangkutan paham dan besok siap membuka pagar itu,” kata Sedana.
Bukan hanya membuka pagar, pihak yang memasang pagar juga berjanji akan mengangkut barang-barang bekas yang ditimbun di depan pintu mess kepala sekolah. Pembersihan akan dilakukan bersama-sama dengan pihak sekolah.
Sedana pun mendesak agar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng segera menyelesaikan masalah tersebut. Sebab sudah berlarut-larut selama beberapa tahun terakhir. Ia juga meminta seluruh pihak bersabar, agar tak timbul masalah lain. “Jangan sampai ada perusakan dan sejenisnya. Karena itu akan jadi masalah pidana. Kami bersama pemerintah daerah akan Kerjasama, supaya ini bisa diselesaikan. Biar tidak mengganggu pembelajaran anak-anak,” uajrnya.
Terpisah Ketua Komite SDN 2 Sambangan, Gede Eka Saputra juga berharap masalah itu segera diselesaikan. Menurutnya pembongkaran pagar bukan berarti masalah akan usai. Ia khawatir bila tak ada penyelesaian secara legal formal, masalah bisa kembali terulang. “Mudah-mudahan ini titik awal tuntasnya masalah. Kami ingin suasana sekolah tetap kondusif. Jadi anak-anak bisa fokus belajar dan nanti berprestasi,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Komite SDN 2 Sambangan mendatangi Kantor Bupati Buleleng dan Disdikpora Buleleng pada pekan lalu. Mereka meminta pemerintah menyelesaikan sengketa lahan di sekolah tersebut. Sengketa terjadi antara pemerintah dengan ahli waris pihak yang mengklaim kepemilikan pada lahan seluas 13 are itu.
Akibat sengketa tersebut, sekolah tak bisa mendapatkan dana untuk rehabilitasi sekolah. Kini beberapa bagian sekolah dalam kondisi bocor. Sekolah tak bisa mendapat alokasi dana perbaikan dari pemerintah pusat, karena lahan dianggap masih bermasalah. (eps)
SINGARAJA-Proses pemagaran di SDN 2 Sambangan akhirnya berakhir. Pihak yang memagari mes kepala sekolah berjanji akan membongkar pagar yang mereka pasang beberapa tahun lalu.
Sabtu (28/1/2023) kemarin Ketua Dewan Pendidikan Buleleng Made Sedana melakukan pendekatan dengan warga yang mengklaim lahan tersebut. Warga akhirnya bersedia mengalah dan berjanji akan membongkar pagar yang sempat dipasang.
“Kami sudah bertemu dengan keluarga yang mengklaim lahan ini. Kami anjurkan mediasi saja. Kalua terus berlarut-larut ini dampaknya ke kondisi psikis anak-anak juga. Akhirnya yang bersangkutan paham dan besok siap membuka pagar itu,” kata Sedana.
Bukan hanya membuka pagar, pihak yang memasang pagar juga berjanji akan mengangkut barang-barang bekas yang ditimbun di depan pintu mess kepala sekolah. Pembersihan akan dilakukan bersama-sama dengan pihak sekolah.
Sedana pun mendesak agar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng segera menyelesaikan masalah tersebut. Sebab sudah berlarut-larut selama beberapa tahun terakhir. Ia juga meminta seluruh pihak bersabar, agar tak timbul masalah lain. “Jangan sampai ada perusakan dan sejenisnya. Karena itu akan jadi masalah pidana. Kami bersama pemerintah daerah akan Kerjasama, supaya ini bisa diselesaikan. Biar tidak mengganggu pembelajaran anak-anak,” uajrnya.
Terpisah Ketua Komite SDN 2 Sambangan, Gede Eka Saputra juga berharap masalah itu segera diselesaikan. Menurutnya pembongkaran pagar bukan berarti masalah akan usai. Ia khawatir bila tak ada penyelesaian secara legal formal, masalah bisa kembali terulang. “Mudah-mudahan ini titik awal tuntasnya masalah. Kami ingin suasana sekolah tetap kondusif. Jadi anak-anak bisa fokus belajar dan nanti berprestasi,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Komite SDN 2 Sambangan mendatangi Kantor Bupati Buleleng dan Disdikpora Buleleng pada pekan lalu. Mereka meminta pemerintah menyelesaikan sengketa lahan di sekolah tersebut. Sengketa terjadi antara pemerintah dengan ahli waris pihak yang mengklaim kepemilikan pada lahan seluas 13 are itu.
Akibat sengketa tersebut, sekolah tak bisa mendapatkan dana untuk rehabilitasi sekolah. Kini beberapa bagian sekolah dalam kondisi bocor. Sekolah tak bisa mendapat alokasi dana perbaikan dari pemerintah pusat, karena lahan dianggap masih bermasalah. (eps)